Cara Lain Menikmati Kopi Bagi Penderita Asam Lambung

Es Kopi Hitam

Bagi orang yang mulanya menjadi pecinta kopi, rasanya pasti sangat sedih saat dirinya divonis oleh dokter telah terkena penyakit refluks asam lambung. Dikarenakan memiliki tingkat keasaman yang relatif tinggi, beberapa ahli kesehatan tentunya menyarankan agar tidak lagi mengkonsumsi minuman berbahan dasar kopi.

Akan tetapi, ternyata ada cara lain agar bisa menikmati kopi untuk para penderita refluks asam lambung, yaitu dengan mengkomsumsi es kopi. Pada saat acara di Jakarta yang bertajuk kesehatan, Halodoc, seorang ahli kesehatan yang bernama Dr. Annisa Maloveny SpPD menyatakan bahwa meminum es kopi masih boleh dikonnsumsi oleh penderita refluks asam lambung.

"Kopi dingin lebih baik buat penderita asam lambung karena zat yang menyebabkan asam lambung tidak ada atau berkurang, jadi enggak apa-apa, malah bagus," ucap Dr Annisa sepert yang dikutip oleh Kompas, Kamis (9/11/2017).

Kadar keasaman pada es kopi menjadi lebih rendah daripada kopi yang disajikan pada suhu yang panas, hal itulah yang membuat penderita asam labung masih boleh meminum secangkir kopi yang mengandung kafein. Dari perhitungan pada skala pH (potensial Hidrogen), dari angkanya yang semakin rendah, maka tingkat keasaman dari zat tersebut akan semakin tinggi.

Pada kopi panas, rata-rata memiliki kadar pH 5,48. Sedangkan, kadar keasaman pada es kopi memiliki pH 6,31. Penurunan tingkat keasaman pada es kopi dapat terjadi karena es batu cenderung mengencerkan konsentrat, sehingga kadar pH-nya dapat berkurang. Lain halnya pada saat menyeduh kopi dengan air panas, biji kopi akan mengeluarkan keasaman yang lebih pekat.

Meskipun begitu, masih tetap ada batasan umum yang harus ditaati untuk mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein tersebut. Jumlah kafein yang masih diperbolehkan maksimal hanya 400 miligram untuk orang dewasa, atau hanya dengan tiga sampai empat cangkir saja batasan dlam per-hari. Annisa juga menambahkan apabila mengkonsumsinya secara berlebih, akan berampak negatif seperti risiko asam urat, masalah menstruasi (pada wanita), meningkatnya tekanan darah, dan inkontinensia urine (buang air kecil terus menerus).

"Bahkan kelebihan kafein dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan sejumlah permasalahan kesehatan yang lebih serius, seperti masalah lambung, terganggunya sistem kardiovaskular, kerusakan tulang, daya ingat terganggu, menurunnya kinerja mental, memicu produksi hormon cortisol dan yang paling parahnya dapat memengaruhi kesuburan wanita atau bahkan keguguran,” tambahnya seerti yang dilansir pada 9 November, 20017.