Mengapa Oreo Supreme Harganya Mahal, Apa Ada yang Istimewa?

Oreo Supreme cookies kini sedang menjadi sorotan di berbagai media sosial. Beberapa  netizen bukan memperdebatkan rasanya, melainkan harga biskuit Oreo berwarna merah ini yang terbilang mahal.

Pada salah satu online shop eBay contohnya, 100 pcs Supreme Oreo Cookies isi 3 dibanderol dengan harga hampir US $1000, jika dirupiahkan harganya sebesar Rp. 14,900,000-an. Sedangkan untuk satu bungkus Oreo Supreme isi 3 dibenderol dengan harga US $9.00, atau setara dengan harga 134 ribuan.

Jika melihat online shop di Indonesia, rata-rata perbungkusnya seharga  Rp. 500 ribuan. Supreme Oreo Cookies merupakan bentuk kolaborasi antara biskuit Oreo dan perusahaan streetwear ternama asal Amerika Serikat.

Dalam sebuah unggahan di akun Instagram @supremenewyork, harga asli dari Oreo Supreme Cookies dipasarkan ke retail dengan harga $3, jika dirupiahkan menjadi Rp. 44.600 saja. Meskipun begitu, harganya masih memiliki selisih yang cukup jauh dengan harga Oreo pada umumnya.

Walaupun terbilang mahal, pada saat ini biskuit tersebut menjadi populer dan banyak dicari oleh beberapa konsumen. Para Youtuber-pun rela membelinya dan diulas melalui channelya. Mereka mereview dari mulai bentuk, hingga dengan rasanya.

Sebenarnya tidak ada yang spesial dari biskuit yang berwarna merah velvet ini. Yang berbeda hanyalah terdapat lambang Supreme di salah satu sisi biskuit tersebut, dan sisi lainnya terlihat tulisan Oreo seperti biasanya.

Yang membuat biskuit ini menjadi mahal hanyalah tingkat eksklusivitasnya di mata konsumen. Setiap brand tersebut memproduksi barang, mereka hanya merilisnya dengan jumlah yang terbatas dalam periode musiman. Kaum "Hypebeasts" selalu loyal membeli sesuatu yang dikeluarkan oleh pihak Supreme.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa Supreme telah menjadi pop culture di kalangan muda-mudi. Fenomena Oreo Supreme ini memperlihatkan kita betapa besarnya the power of branding.

Setiap label yang telah menemukan Unique Selling Point, tak perlu lagi bersaing harga dengan para kompetitornya. Mereka hanya perlu memainkan image dan reputasinya.

Dalam ilmu sosoilogi, mereka hanya dianggap bermodalkan simbolik saja. Apapun yang dikeluarkan dari brand tersebut, para fans fanatiknya selalu memiliki antusias untuk membelinya.