Sederetan Etika yang Ada di Jepang



Jepang merupakan negara yang berada di wilayah Asia Timur. Selain kemajuan teknologinya, masyarakat Jepang juga sangat menjunjung tinggi etika dan tata krama. Ada beberapa aturan sosial yang boleh di lakukan dan mana yang tak perlu dilakukan saat berada di sana. Inilah beberapa etika bersosialisasi yang ada Jepang.

Etika memenggil seseorang

Di Jepang, memanggil nama seseorang saja merupakan tindakan yang kurang sopan. Untuk menunjukkan rasa hormat kepada teman bicara, ada beberapa sebutan yang harus diketahui saat berkomunikasi kepada seseorang.
- Kun : Biasa digunakan untuk memanggil anak laki-laki, atau teman cowok yang sudah akrab.
- Chan : Biasa digunakan untuk memanggil anak perempuan, atau bisa juga untuk panggilan wanita remaja.
- San : Merupakan panggilan umum kepada seseorang yang belum dikenal.
- Sama : Merupakan panggilan terhormat untuk sosok yang dianggap memiliki derajat yang tinggi, seperti Tuhan, Dewa, namun terkadang juga diasosiasikan untuk kaum bangsawan.
- Senpai : Merupakan panggilan untuk kolega atau teman sekolah yang lebih senior.
- kōhai : Merupakan panggilan untuk kolega atau teman sekolah yang lebih junior.
- Sensei : Merupakan panggilan untuk guru, dokter, ilmuan, politisi, dan tokoh otoritas.
- Shi : Merupakan panggilan dalam sebuah tulisan formal.


Etika saat di lift

Ada beberapa aturan yang tak tertulis, namun banyak orang yang tetap melakukannya. Contohnya seperti saat di dalam lift. Jika anda adalah orang pertama yang memasuki lift, maka Anda akan menjadi kapten elevator dan harus berdiri di dekat panel kontrol sampai lantai tujuan.

Etika saat di dalam kereta

Saat berada di dalam transportasi umum, ada etika yang sering dilakukan oleh orang Jepang. Anda tidak diperbolehkan berbicara lantang saat di dalam kereta. Menjawab telpon atau mendengarkan musik tanpa earphone pun akan dianggap mengganggu ketenangan.

Masyarakat di sana merupakan para pekerja keras, mereka biasa menggunakan waktu luang di dalam transportasi umum untuk beristirahat.

Menyentuh seseorang

Di Jepang, menatap mata seseorang yang tak dikenal saja terbilang prilaku tidak sopan. apalagi kalau sampai menyentuhnya. Mereka sangat menghargai batasan personal pada setiap orang. Kalau kamu mengunjungi Jepang, sebaiknya jangan coba-coba untuk menyentuh orang yang tak di kenal.

Etika terkait uang

Orang Jepang memiliki tradisi yang unik terkait uang. Mereka tidak terbiasa untuk menunjukkannya di depan umum. Amplop uang dengan dengan motif tradisional sangat populer di sana.

Saat bertransaksi di kasir, tarulah uang di dalam keranjang yang telah disediakan. lalu, jangan menghitung kembalian di depannya, karena itu dianggap tidak sopan. Jika kamu memberikan uang tips kepada seseorang, biasanya mereka akan mengembalikannya. Warga Jepang tak terbiasa untuk menerima uang tips dari para pengunjung.

Etika duduk

Saat duduk di lantai, orang jepang selalu duduk dengan melipatkan kaki di bawah paha. Posisi duduk tersebut dinamakan "seiza". Kalau tidak terbiasa duduk dengan seperti itu, dalam beberapa menit saja, bagian kaki akan terasa kesemutan.

Etika memberi salam

Sedari kecil, anak-anak di Jepang sudah diajari seni budaya membungkuk untuk memberi hormat. Ada beberapa metode seni membungkuk di Jepang:
Membungkuk 15° (eshaku), merupakan salam yang umum dan sering dilakukan kepada teman kerja ataupun dengan seseorang yang berstatus sosial setara.
Membungkuk 30° (keirei), merupakan salam hormat kepada guru atau orang yang dianggap memiliki strata lebih tinggi.
Membungkuk 45°(saikeirei), biasa digunakan untuk meminta maaf, ataupun saat bertemu kaisar.
Bersusjud, akan digunakan jika seseorang meminta maaf karena telah melakukan kesalahan besar.


Para wisatawan asing memang tidak diharuskan melakukan hal tersebut, namun masyarakat Jepang pasti akan merasa senang bila kamu membalas salam dari mereka.


Tidak ada komentar untuk "Sederetan Etika yang Ada di Jepang"