Tugu Tani: Dari Makna Perjuangan Sampai Ideologi Politik

Tugu Tani
Patung Pahlawan atau yang juga dikenal dengan istilah Tuga Tani, merupakan karya seni yang sangat bermakna dalam perjuangan bangsa Indonesia. Patung ini terletak di jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, keberadaanya tak jauh dari Monumen Nasional (Monas).

Patung Pahlawan yang bersejarah ini dibentuk dari bahan perunggu yang dibuat oleh dua ahli pematung ternama asal Uni Soviet (kini: Rusia), yakni Matvey Manizer dan Ossip Manizer. Jika dilihat dari bentuknya, Tugu Tani memiliki tekstur yang berwarna hitam pekat.

Sosok yang terdapat di Tugu Tani memiliki dua figur artistik, yaitu seorang wanita bersanggul dengan mengenakan kebaya dan seorang lelaki dari kalangan petani memegang senjata laras panjang yang dilengkapi dengan belati. Dari berbagai wacana, Tugu Tani memiliki berbagai polemik sudut pandang dan sempat ingin dirubuhkan oleh organisasi masyarakat.

Tugu Tani Dianggap Sebagai Ideologi Politik

Beberapa pihak menganggap Patung Pahlawan merupakan simbol dari Komunisme. Tudingan tersebut berdasarkan penampakan patung seorang petani dari golongan sipil yang diberikan senjata. Hal tersebut mirip dengan sebuah ideologi Partai Komunisme Indonesia yang ingin mengangkat petani sebagai angkatan ke-lima.

Anggapan lain atas tudingan yang sama dikarenakan patung ini diberikan dan dibuat oleh pihak Uni Soviet, dan mengartikan Patung Pahlawan sebagai bentuk hadiah atas persahabatan antara Indonesia dan Uni Soviet kala itu.

Sejarah Dan Makna Tugu Tani

Dalam perspektif yang berbeda, Patung Pahlawan merupakan ide dari presiden Indonesia yang pertama, yaitu Ir. Soekarno. Kala itu ditahun 1960an, Bung Karno berencana untuk membuat sebuah patung di Jakarta untuk mengenang pertempuran saat pembebasan Irian Barat. Kemudian, Adam Malik yang saat itu menjabat sebagai Duta Besar Indonesia di Moskow, menunjuk Matvey Manizer yang merupakan pematung ternama di zamannya.
Plakat di Tugu Tani

Beberapa saat setelah itu, Manizer pun menjawab permintaan bung Karno. Ia datang ke Indonesia dan membuat patung pahlawan yang terinspirasi dari cerita rakyat tentang ibu yang melepas anaknya berjuang di medan perang, dengan memberikan perbekalan makanan seadanya.

Makna yang mendalam dari patung tersebut ialah sebuah simbol perjuangan rakyat bersama militer demi mempertahankan Irian Barat dari genggaman Belanda. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya plakat bertuliskan "Hanya Bangsa yang Dapat Menghargai Pahlawan-pahlawannya yang Dapat Menjadi Bangsa Besar" di bagian Tugu Tani.

Tidak ada komentar untuk "Tugu Tani: Dari Makna Perjuangan Sampai Ideologi Politik"