Ciri Fisik Wanita Perawan Yang Ternyata Hanya Mitos Belaka


Jika berbicara keperawanan, mungkin yang akan terpikir adalah selaput dara pada perempuan. Dalam budaya yang sering dibilang "ketimuran" ini, keperawanan dianggap begitu sakral. Begitu besarnya glorifikasi yang dibuat oleh masyarakat, malah justru menjadi salah kaprah saat menilai keperawanan itu sendiri. 

Padahal, definisi terkait keperawanan begitu beragam, tergantung dari gagasan budaya di mana saat bepijak. Namun dari segi medis, sebagian dokter masih memperdebatkan fungsi khusus selaput dara pada perempuan. Berbagai mitos pun dibangun dari berbagai kalangan. Berikut ini adalah beberapa mitos tentang keperawanan wanita yang dilihat dari ciri fisik.


Hidung 

Banyak yang beranggapan bahwa hidung yang berwarna merah pucat, merupakan ciri perempuan yang sudah tidak perawan. Bahkan dulu, seorang dokter yang bernama Helkiah Crooke, di awal tahun 1600-an, melakukan metode pengujian dengan menggunakan benang. jika sehelai benang ditarik dari puncak hidung sampai ke dasar tengkoraknya, kemudian ukuran itu muat ketika dilingkarkan di leher, maka dianggap masih perawan. Namun kini metode tersebut tak lagi dipakai, karena tak memiliki dasar apapun terkait kegiatan keintiman.

Bagian bawah mata berkeriput
Seorang wanita dianggap tak perawan, jika bagian bawah matanya terlihat agak memar dan berkeriput. Jika begitu, lalu bagaimana dengan seseorang yang kurang tidur, bukankah kalau kurang tidur bagian matanya bisa terlihat seperti mata panda?


Payudara kendur

Payudara perempuan yang tak lagi kencang, dijadikan tolak ukur seorang perempuan masih perawan atau tidak. Padahal, berkurangnya elastisitas payudara memiliki banyak faktor, bisa karena penggunaan bra yang kurang tepat, ataupun karena faktor umur dan kurang menjaga kebugaran tubuh. Selain itu, faktor genetik juga memiliki peranan terhadap bentuk dari payudara.


Pinggul membesar

Berkembangnya mitos ini mungkin karena fenomena wanita yang telah menikah dan mempunyai anak, lebih cenderung memiliki pinggul yang besar. Namun sebenarnya faktor genetika memiliki andil terhadap membesarnya bagian pinggul dan perut. Hal yang sama juga terjadi pada wanita yang jarang berolahraga dan sering mengkonsumsi makanan tinggi gula, lemak, dan garam.


Telapak Tangan

Mitos ini agak aneh. Masih perawan atau tidah hanya dinilai dari halus dan licinnya telapak tangan seorang wanita. Padahal, halus atau kasar, licin atau tidak pada bagian telapak tangan, tergantung dari perawatan dan kegiatan yang sering dilakukannya.


Jalan mengangkang

Wanita dibilang tidak perawan apabila jalannya mengangkang. Mitos ini terdengar cukup konyol. Pasalnya, keperawanan tidak memiliki hubungan dengan cara berjalan. Bagian fisik wanita tentulah berbeda-beda. Agak mengangkang saat berjalan, lebih berpengaruh dari seberapa lebar tulang pinggul, atau seberapa besar lingkar pahanya.

Nah itulah mitos-mitos yang berkembang terkait keperawanan wanita. Beberapa peneliti sosial-humaniora menganggap keperawanan hanyalah konstruksi dari budaya patriarkis yang sengaja dikembangkan secara turun temurun. Masih banyak cara untuk menilai kesucian dan keberhargaan wanita, tanpa harus mengkultuskan keperawanan.

Tidak ada komentar untuk "Ciri Fisik Wanita Perawan Yang Ternyata Hanya Mitos Belaka"