Misi Ambisius Membangun Koloni di Mars
Mars dikenal juga sebagai planet merah. Namanya terinspirasi dari dewa perang Romawi. Planet ini merupakan planet terdekat ke empat dari matahari. Misi penjelajahan manusia antar planet, mungkin terdengar seperti sebuah film fiksi ilmiah. Namun siapa sangka impian tersebut, kini telah diupayakan oleh ilmuan di berbagai belahan dunia.
Eksplorasi planet mars pertama kali dilakukan pada tahun 1975. Serangkain penelitian pun masih terus berlanjut hingga saat ini. Ide ambisius untuk mengkolonisasi planet Mars, pertama kali dilontarkan oleh CEO SpaceX, yaitu Elon Musk.
Untuk penelitian lebih lanjut terhadap Mars, pada pertengahan 2020, NASA kembali mengirimkan robot terbarunya yang dinamai Mars 2020 rover. Kendaraan penjelajah ini memiliki misi mencari jejak kehidupan di planet Mars di masa lalu. Mars 2020 dilengkapi dengan berbagai peralatan yang bisa membantu para ilmuan memahami kondisi kimia dan geologi di permukaan Mars.
Membangun pangkalan di planet mars memang sangat sulit, terlebih pada misi membuat koloni antar planet. Pasalnya, Mars memiliki medan yang sangat ekstrem. Namun kalau dilihat sekilas, Mars nampak tak asing, memiliki es di bagian kutubnya, ada lembah, dan kemungkinan terdapat air yang berbentuk cair di bawah permukaannya.
Ukuran Mars memanglah lebih kecil dari bumi. Lapisan atmosfirnya begitu tipis dan minim energi, gravitasinnya juga terbilang rendah. Hari-hari di Mars lebih panjang dari pada bumi. Daratan di sana merupakan gurun dingin yang dipenuhi radio aktif. Butiran pasirnya mengandung racun, membuat manusia tak mungkin bisa bernafas di sana.
Jika berada di sana, para astronout harus mengenakan pakaian luar angakasa, yang dibuat khusus untuk menangkal radiasi. Dan kini para ilmuan berhasil mengembangkan tekhnologi, untuk membuat alat yang memproduksi oksigen dan juga alat pengekstrak udara menjadi air.
Untuk persediaan makanan sementara, akan di bawa dari bumi. Namun para ilmuan kini terus mengembangkan tekhnik aquaponik untuk ternak ikan dan bercocok tanam di Mars. Demi menunjang kehidupan jangka panjang, para astronom harus membuat sedikit rekayasa iklim untuk melelehkan es karbondioksida di bagian kutub Mars. Menguapnya karbindioksida akan menciptakan efek rumah kaca, yang dapat menurunkan suhu udara dingin di Mars.
Saat menjelajahi Mars, para kru pasti akan mengalami masa-masa terberat yang tak pernah dialami sebelumnya. Melakukan kegiatan yang sama secara berulang dengan orang-orang yang sama, hanya memiliki kontak yang terbatas, tekanan psikis tentunya sangat dirasakan oleh para kru di Mars. Evaluasi psikologi sangat dibutuhkan sebelum berangkat ke Mars.
Membangun koloni di planet mars memang sangat berat, hanya orang-orang yang berkompeten dan memiliki kemauan keras yang bisa melakukannya. Semua penelitian di sana pastinya sangat berguna untuk perkembangan di dunia sains.
Eksplorasi planet mars pertama kali dilakukan pada tahun 1975. Serangkain penelitian pun masih terus berlanjut hingga saat ini. Ide ambisius untuk mengkolonisasi planet Mars, pertama kali dilontarkan oleh CEO SpaceX, yaitu Elon Musk.
Untuk penelitian lebih lanjut terhadap Mars, pada pertengahan 2020, NASA kembali mengirimkan robot terbarunya yang dinamai Mars 2020 rover. Kendaraan penjelajah ini memiliki misi mencari jejak kehidupan di planet Mars di masa lalu. Mars 2020 dilengkapi dengan berbagai peralatan yang bisa membantu para ilmuan memahami kondisi kimia dan geologi di permukaan Mars.
Membangun pangkalan di planet mars memang sangat sulit, terlebih pada misi membuat koloni antar planet. Pasalnya, Mars memiliki medan yang sangat ekstrem. Namun kalau dilihat sekilas, Mars nampak tak asing, memiliki es di bagian kutubnya, ada lembah, dan kemungkinan terdapat air yang berbentuk cair di bawah permukaannya.
Ukuran Mars memanglah lebih kecil dari bumi. Lapisan atmosfirnya begitu tipis dan minim energi, gravitasinnya juga terbilang rendah. Hari-hari di Mars lebih panjang dari pada bumi. Daratan di sana merupakan gurun dingin yang dipenuhi radio aktif. Butiran pasirnya mengandung racun, membuat manusia tak mungkin bisa bernafas di sana.
Jika berada di sana, para astronout harus mengenakan pakaian luar angakasa, yang dibuat khusus untuk menangkal radiasi. Dan kini para ilmuan berhasil mengembangkan tekhnologi, untuk membuat alat yang memproduksi oksigen dan juga alat pengekstrak udara menjadi air.
Untuk persediaan makanan sementara, akan di bawa dari bumi. Namun para ilmuan kini terus mengembangkan tekhnik aquaponik untuk ternak ikan dan bercocok tanam di Mars. Demi menunjang kehidupan jangka panjang, para astronom harus membuat sedikit rekayasa iklim untuk melelehkan es karbondioksida di bagian kutub Mars. Menguapnya karbindioksida akan menciptakan efek rumah kaca, yang dapat menurunkan suhu udara dingin di Mars.
Saat menjelajahi Mars, para kru pasti akan mengalami masa-masa terberat yang tak pernah dialami sebelumnya. Melakukan kegiatan yang sama secara berulang dengan orang-orang yang sama, hanya memiliki kontak yang terbatas, tekanan psikis tentunya sangat dirasakan oleh para kru di Mars. Evaluasi psikologi sangat dibutuhkan sebelum berangkat ke Mars.
Membangun koloni di planet mars memang sangat berat, hanya orang-orang yang berkompeten dan memiliki kemauan keras yang bisa melakukannya. Semua penelitian di sana pastinya sangat berguna untuk perkembangan di dunia sains.
Tidak ada komentar untuk "Misi Ambisius Membangun Koloni di Mars"
Posting Komentar