5 Jenis Wayang Yang Populer di Nusantara
Kesenian budaya di Indonesia sangatlah beragam, salah satunya ialah seni pewayangan. Kalau dilihat dari situs Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, paling tidak ada 18 jenis wayang yang tersebar di nusantara.
Wayang merupakan sebuah seni pertunjukan tradisional yang berkembang di Indonesia. Di setiap lakonnya, ada dalang yang membawakan kisah dengan menggerakan tokoh-tokoh pewayangan sebagai media penyampaiannya. Pertunjukan wayang meliputi seni musik, seni suara, seni rupa, dan seni sastra.
Awalnya, wayang biasa digunakan menjadi sarana pengendalian sosial. Cerita yang dibawakan pun selalu menyiratkan pesan moral yang mendalam. Meskipun jenis wayang begitu banyak, namun ada beberapa jenis wayang yang bisa dibilang begitu populer di Indonesia. Inilah beberapa jenis wayang yang tersebar di nusantara
Sesuai dengan namanya, pada saat pertunjukan wayang, layar atau kertas yang telah digambar, akan dibeberkan atau dibentangkan. Uraian lakon yang diceritakan akan diseuaikan dengan gambarnya. Di masa-masa awal wayang beber, lebih banyak menceritakan kisah Mahabrata dan Ramayana.
Seiring berkembangnya zaman, munculah Wayang Beber Kontemporer. Kisah yang dibawakannya pun lebih menonjolkan cerita tentang kehidupan masyarakat sesuai dengan masanya.
Pada masa kejayaan raja Airlangga di abad ke-11, wayang ini mulai dikenal oleh masyarakat. Kesenangan sang raja pada kisah nenek moyangnya yang tertulis pada Pustaka Raja Purwa, disebut-sebut sebagai awal mula terciptanya wayang Purwa.
Candi Penataran di Blitar, arca para dewa dan gambar yang diukir sepanjang tembok batu di sekeliling candi yang mengisahkan tentang Rama, juga memberi inspirasi kepada raja saat membuat wayang Purwa.
Wayang ini berbentuk pipih, biasanya dibuat dari kulit kambing atau kerbau. Pada bagian lengan dan kakinya bisa di gerakan. Kisah yang biasa dibawakan bersumber dari wiracarita Ramayana dan Mahabrata. Wayang Purwa sendiri memiliki beberapa gagrak, seperti gagrak Surakarta, Banyumasan, Mangkunegara, Ngayogjokarto, , Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan lain sebagainya.
Wayang Suket terbuat dari rerumputan yang dianyam sedemikian rupa, sehingga rangkaiannya mirip seperti tokoh dalam pewayangan. Karena bahannya rumput, media Wayang Suket menjadi tak tahan lama.
Wayang Golek biasanya menggunakan bahasa Sunda. Awalnya kisah yang diceritakan hampir sama dengan wayang kulit, contohnya seperti kisah Ramayana dan Mahabrata. Yang membuatnya berbeda ialah penamaan, bentuk, dan tokoh punakawan yang memiliki versi tersendiri dalam kisah Sunda.
Karena jaman yang terus berkembang, kini wayang Golek lebih banyak mengisahkan kehidupan sehari-hari di tanah Sunda. Di jaman kerajaan Mataram, wayang Golek sering dugunakan sebagai media penyebaran agama Islam.
Berkembangnya seni drama di Eropa, menginspirasi terciptanya Wayang Orang. Hasrat dari Magkunegara 1 merupakan cikal bakal yang mendorong adanya Wayang Orang ini. Pada tahun 1899, Paku Buwono x meresmikan Taman Sriwedari sebagai taman hiburan untuk umum. Dari taman tersebut, seni pertunjukan Wayang Orang bertahan hingga sekarang. Kisah yang dimainkan diambil dari cerita Mahabrata dan Ramayana, dan biasanya telah disesuaikan dengan kebudayaan setempat.
Wayang merupakan sebuah seni pertunjukan tradisional yang berkembang di Indonesia. Di setiap lakonnya, ada dalang yang membawakan kisah dengan menggerakan tokoh-tokoh pewayangan sebagai media penyampaiannya. Pertunjukan wayang meliputi seni musik, seni suara, seni rupa, dan seni sastra.
Awalnya, wayang biasa digunakan menjadi sarana pengendalian sosial. Cerita yang dibawakan pun selalu menyiratkan pesan moral yang mendalam. Meskipun jenis wayang begitu banyak, namun ada beberapa jenis wayang yang bisa dibilang begitu populer di Indonesia. Inilah beberapa jenis wayang yang tersebar di nusantara
Wayang Beber
Wayang Beber merupakan wayang tertua di Indonesia. Jenis wayang ini mulai dikenal sejak tahun 1223 M. Pada mulanya, kerajaan Jenggala memainkan wayang dengan menggunakan media daun siwalan atau lontar, yang dilukis diatas permukaannya.Sesuai dengan namanya, pada saat pertunjukan wayang, layar atau kertas yang telah digambar, akan dibeberkan atau dibentangkan. Uraian lakon yang diceritakan akan diseuaikan dengan gambarnya. Di masa-masa awal wayang beber, lebih banyak menceritakan kisah Mahabrata dan Ramayana.
Seiring berkembangnya zaman, munculah Wayang Beber Kontemporer. Kisah yang dibawakannya pun lebih menonjolkan cerita tentang kehidupan masyarakat sesuai dengan masanya.
Wayang Purwa / Wayang Kulit
Tak kalah dengan wayang Beber, jenis wayang kulit ini juga cukup populer di Indonesia. Menurut Pandam Guritno (1988), tersohornya Wayang Purwa, tak lepas dari kegemaran dan dukungan masyarakat jawa yang sering menggelar pertunjukan wayang kulit jenis ini.Pada masa kejayaan raja Airlangga di abad ke-11, wayang ini mulai dikenal oleh masyarakat. Kesenangan sang raja pada kisah nenek moyangnya yang tertulis pada Pustaka Raja Purwa, disebut-sebut sebagai awal mula terciptanya wayang Purwa.
Candi Penataran di Blitar, arca para dewa dan gambar yang diukir sepanjang tembok batu di sekeliling candi yang mengisahkan tentang Rama, juga memberi inspirasi kepada raja saat membuat wayang Purwa.
Wayang ini berbentuk pipih, biasanya dibuat dari kulit kambing atau kerbau. Pada bagian lengan dan kakinya bisa di gerakan. Kisah yang biasa dibawakan bersumber dari wiracarita Ramayana dan Mahabrata. Wayang Purwa sendiri memiliki beberapa gagrak, seperti gagrak Surakarta, Banyumasan, Mangkunegara, Ngayogjokarto, , Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan lain sebagainya.
Wayang Suket
Meskipun kini sudah jarang ada pementasannya, namun jenis wayang ini pernah digemari oleh masyarakat pedesaan. Wayang Suket hanya menggunakan media yang cukup sederhana, namun butuh keterampilan untuk membuatnya. Biasanya sering digunakan sebagai alat permainan dan penyampaian cerita pewayangan untuk anak-anak di pedesaan.Wayang Suket terbuat dari rerumputan yang dianyam sedemikian rupa, sehingga rangkaiannya mirip seperti tokoh dalam pewayangan. Karena bahannya rumput, media Wayang Suket menjadi tak tahan lama.
Wayang Golek
Tak hanya terbuat dari rumput dan kulit, ada juga wayang yang dibuat dengan media kayu, dan memiliki bentuk tiga dimensi. Wayang itu dikenal dengan nama wayang Golek. Wayang ini disebut-sebut sebagai pengembangan dari wayang kulit. Diperkirakan muncul pada abad ke-17 di Jawa Barat. Sama seperti pertunjukan wayang lainnya, lakon dan ceritanya dibawakan oleh seorang dalang.Wayang Golek biasanya menggunakan bahasa Sunda. Awalnya kisah yang diceritakan hampir sama dengan wayang kulit, contohnya seperti kisah Ramayana dan Mahabrata. Yang membuatnya berbeda ialah penamaan, bentuk, dan tokoh punakawan yang memiliki versi tersendiri dalam kisah Sunda.
Karena jaman yang terus berkembang, kini wayang Golek lebih banyak mengisahkan kehidupan sehari-hari di tanah Sunda. Di jaman kerajaan Mataram, wayang Golek sering dugunakan sebagai media penyebaran agama Islam.
Wayang Wong / Orang
Wayang Wong atau Wayang Orang, merupakan sebuah pertunjukan seni budaya Jawa, khusunya di Jawa Tengah. Kesenian tradisional ini muncul di abad ke-18. Setiap tokoh pada Wayang Orang, langsung diperankan oleh orang yang yang berkostum layaknya tokoh wayang.Berkembangnya seni drama di Eropa, menginspirasi terciptanya Wayang Orang. Hasrat dari Magkunegara 1 merupakan cikal bakal yang mendorong adanya Wayang Orang ini. Pada tahun 1899, Paku Buwono x meresmikan Taman Sriwedari sebagai taman hiburan untuk umum. Dari taman tersebut, seni pertunjukan Wayang Orang bertahan hingga sekarang. Kisah yang dimainkan diambil dari cerita Mahabrata dan Ramayana, dan biasanya telah disesuaikan dengan kebudayaan setempat.
Tidak ada komentar untuk "5 Jenis Wayang Yang Populer di Nusantara"
Posting Komentar