Aksi Rush Money Adalah Gerakan Pengkhianatan Untuk Negara

Beberapa hari terakhir tersebar luas di media sosial akan ada sebuah gerakan yang dinamakan Aksi Rush Money 2511. Aksi tersebut bisa dikatakan sebagai bentuk "pengkhianatan" untuk negri tercinta ini. Provokasi yang disebarkan di media sosial banyak mengundang tanya, apa tujuan dari aksi tersebut? Mencari keadilan atau ingin mengahancurkan perekonomian Indonesa?

Screenshot di Twitter

Aksi Rush Money tersebut semakin berkembang, dan issue tersebut akan dilakukan bersamaan dengan Aksi Bela Islam Jilid 3. Jika diartikan, Aksi Rush Money tersebut adalah sebuah gerakan dimana para nasabah bank menarik uang tunai (melalui perbankan) secara serempak. Hal tersebut bisa meruntuhkan sistem perekonomian Indonesia. Jadi apa yang sedang mereka rencanakan? Mau menghancurkan Indonesia dengan cara mencatut nama agama?

Belajar pada tahun 1997-1998, dimana Indonesia saat itu mengalami krisis. Beberapa bank di Indonesia bangkrut akibat kurangnya dana untuk perputaran modal. Saat itu sebagian besar orang lebih memilih menarik uangnya di bank. Akibatnya, beberapa bank pun collapse, dan akhirnya bank tersebut berganti kepemilikan ke asing. Siapa yang akan di rugikan? Jelas Indonesia yang akan merasakan pahitnya.

Kita bisa membayangkan efek pengaliahannya dari “Rush Money” terhadap lumpuhnya perekonomian Indonesia jika terjadi. Rush money akan mengakibatkan krisis likuditas perbankan. Akibatnya adalah berpengaruh pada tingginya potensi bank yang akan kolap. Efek domino tersebut berpengaruh pula pada banyaknya bank yang collapse, itu akan menimbulkan terjadinya krisis kepercayaan masyarakat kepada perbankan yang ada di Indonesia

Dalam kondisi yang sedemikian rumitnya, maka Bank Indonesia (BI) bermungkinan akan sangat terpaksa terus mencetak uang baru untuk menyelamatkan bank-bank yang terindikasi collapse. Pencetakan uang baru oleh BI akan berdampak kepada meningkatnya money supply yang begitu luar biasa. Lalu, nilai mata uang rupiah akan mengalami depresiasi disertai dengan meningkatnya inflasi yang sangat ganas. Peningkatan inflasi itu akan menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok melonjak dan terjadi penurunan daya beli masyarakat.

Selain itu, efek rush money yang merupakan tindakan illegal akan membuat semakin memanasnya suhu politik dan ketegangan sosial. Kondisi tersebut akan menciptakan stagnannya sistem distribusi barang dan jasa sehingga banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Kesulitan likuiditas serta adanya efek ganasnya peningkatan inflasi akan memaksa perbankan untuk meningkatkan suku bunga.

 Efeknya yang selanjutnya adalah sektor riil banyak yang mengalami kebangkrutan dan muncul ancaman bagi perbankan oleh meningkatnya nilai Non Performing Loan (NPL). Peningkatan NPL tersebut terutama yang berasal dari sektor UKM, sektor yang padat karya. Terjadilah peningkatan pengangguran dengan jumlah besar. Pada sisi lain, terjadinya peningkatan suku bunga perbankan akan semaikn meningkatkan “vicious inflation”. Jika depresiasi rupiah tidak dpt dibendung dan perekonomian nasional tidak bisa dipulihkan kembali, maka negara akan berada pada krisis moneter. Situasi itu akan menjadi ancaman serius bagi stabilitas nasional. Negara pun akan berada pada posisi kekacauan sosial, politik dan ekonomi.

Oleh karena itu, bisa diduga bahwa Aksi Rush Money ini adalah sebagai upaya penciptaan kemelut politik untuk menggerus kepercayaan kepada pemerintah saat ini. Dari kekacauan tersebut, mungkin saja ada agenda tersembunyi dari pihak-pihak tertentu. Kok begitu teganya ingin menghancurkan negaranya sendiri. Apalagi namanya perbuatan tersebut kalau bukan sebuah pengkhianatan untuk negrinya sendiri?





Refference: http://bit.ly/2g4Mess, http://bit.ly/2fFkv4q