Pengertian Dan Fungsi Hormon Cinta Bagi Manusia

Ilustrasi
Hormon oksitosin adalah sebuah hormon yang dihasilkan oleh tubuh manusia yang juga biasa disebut sebagai “hormon cinta”, hal itu disebabkan karena pada saat orang berpelukan maka hormon tersebut akan keluar secara bersamaan. Menurut sebuah studi 2009 yang diterbitkan dalam journal Hormones and Behaviour, produksi hormon oksitosin bisa meningkat kapan saja, bahkan pada saat bermain dengan binatang peliharaan.

Hormon oksitosin tak hanya terdapat pada wanita, namun juga bisa dihasilkan oleh pria, hanya saja efeknya pada pria sedikit berbeda. Pada wanita, oksitosin akan bekerja sama dengan hormon–hormon seksual seperti estrogen dan progesteron. Oksitosin memiliki sel targat berupa sel –sel otot uterus (rahim) serta sel – sel kelenjar mamae (kelenjar susu).

Ketika terjadi kehamilan, tubuh induk betina akan mensekresikan semacam hormon HCG, yakni hormon pertanda adanya embrio yang sedang berkembang di dalam rahim, yang disekresikan oleh plasenta. Hadirnya hormon ini akan ditangkap oleh hipotalamus, sehingga respon hipotalamus akan mensekresikan oksitosin dan prolaktin dalam jumlah secara bertahap.

Hormon oksitosin adalah hormon yang sangat penting, terutama bagi para wanita. Seorang behavioral neuroscientist di Emory University, Atlanta, Georgia, yang benama Lary Young menyatakan bahwa hormon tersebut sangat dibutuhkan pada saat proses pesrsalinan. “Oksitosin adalah peptide yang diproduksi di otak , yang pertama kali berperan dalam proses melahirkan dan juga dalam proses menyusui,” ungkap Lary Young.

Hormon ini menyebabkan kontraksi rahim selama persalinan dan membantu mengecilkan rahim setelah persalinan. Pada saat bayi pertama kali menyusu pada payudara ibunya, rangsangan dari isapan bayi saat menyusu akan diteruskan menuju hipotalamus yang memproduksi hormon oksitosin. Proses selanjutnya, hormon oksitosin akan memicu otot-otot halus di sekitar sel-sel yang memproduksi Air Susu Ibu (ASI). Otot-otot tersebut akan berkontraksi dan mengeluarkan ASI. Proses ini disebut let down reflect (refleks keluarnya ASI). Oksitosin juga berperan dalam ikatan ibu dan anak. Pelukan kasih sayang yang diberikan ibu pada bayinya, akan menimbulkan rasa bahagia.

Studi di tahun 2007 yang dipublikasikan dalam journal Psychological Science menemukan bahwa semakin tinggi level hormon oksitosin seorang ibu, pada saat kehamilan trimester pertama, maka nantinya akan semakin besar keinginan sang ibu terlibat dalam ikatan, seperti pada saat menyanyikan lagu untuk bayinya atau pada saat sedang memandikan bayinya.

Akan tetapi ternyata oksitosin juga bisa berdampak negatif pada memori buruk, seperti kasus yang biasanya terjadi pada seorang anak laki-laki yang memiliki hubungan buruk dengan ibunya. Kedepannya, akan membuat anak laki-laki lebih tertutup dan sulit untuk menerima kehadiran orang baru dikenalnya. Artinya, hormon oksitosin dapat membuat seseorang merasa dicintai ataupun justru membuat seseorang mudah curiga terhadap orang lain, hal tersebut sangat berpengaruh dari faktor lingkungan sekitarnya.

Hasil sebuah studi yang berbeda di tahun 2010, pria yang telah diberi satu dosis oksitosin diminta untuk menulis prihal tentang ibunya. Mereka yang memiliki hubungan baik dengan ibunya, menceritakan dengan rinci kepedulian dan kasih sayang yang diberikan ibunya. Sedangkan, mereka yang kurang memiliki hubungan baik, merasa ibunya kurang memberikan kasih sayang. Para peneliti studi, hormon oksitosin juga membantu membentuk kenangan sosial, sehingga memperkuat asosiasi baik ataupun buruk.

“Pandangan saya tentang apa yang dilakukan oksitosin di otak adalah membuat informasi sosial lebih menonjol,” ujar Young. Ini menghubungkan daerah otak yang terlibat dalam pengolahan informasi sosial, apakah wajah, suara, atau bau dan membantunya menghubungkan dengan semua sistem area di otak. Oksitosin juga mempunyai peran untuk meredam stress.

Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan agar ketika sedang belajar harus dalam posisi yang tenang, senang, nyaman, atau sebagainya yang dapat memicu sekresi oksitosin. Hal ini membantu proses belajar jadi lebih mudah. Penelitian terbaru tentang oksitosin mengeluarkan pandangan baru bahwa terapi oksitosin dapat diterapkan bagi penyandang gangguan kejiwaan yang mengalami depresi, selain itu juga bisa memperbaiki hubungan seksual dengan pasangan suami – isteri.

Tidak ada komentar untuk "Pengertian Dan Fungsi Hormon Cinta Bagi Manusia"