Cara Mengingat Tanpa Menghafal
Di setiap harinya, otak manusia mampu mengakses jutaan ingatan dalam memorinya. Saat sedang melakukan sesuatu, kita bisa mengingat berbagai informasi yang tertangkap lewat panca indra. Ingatan tersebut bisa berupa warna, benda, nama tempat, nama orang, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang bisa disimpan dalam memori.
Namun terkadang, kita bisa begitu cepat lupa. Pada dasarnya, lupa bisa terjadi karena gagal memanggil memori yang pernah kita simpan. Dalam perspektif psikologi kognitif, memori terbagi menjadi dua bagian, yaitu memori jangka pendek dan jangka panjang.
Informasi apapun yang dianggap menarik, akan tersimpan dalam memori jangka pendek. Namun jika ada informasi yang terus berulang dan berkesan, maka informasi tersebut bisa masuk ke dalam memori jangka panjang. Memori jangka panjang bisa terpanggil, apabila kita memperoleh petunjuk tertentu untuk memanggilnya kembali.
Jika kita mendengar informasi baru, tentunya kita punya kesulitan untuk mengingatnya. Hal itu sebenarnya sangatlah wajar. Karena umumnya dalam sehari, rata-rata manusia akan melupakan 40% informasi yang didengarnya.
Biasanya, kita sering menulis sesuatu, berharap agar di lain waktu, kita bisa mengingatnya saat tulisan tersebut dibaca kembali. Namun dalam kondisi tertentu, mencatat tidaklah membuat kita lebih mudah untuk memahami sesuatu.
Seorang profesor psikologi dari University of Toronto, bernama Jordan B. Peterson, yang juga sekaligus menjadi psikolog klinis, mempunyai metode khusus untuk memahami sesuatu, tanpa harus menggunakan teknik menghafal.
Pada saat ia sedang menjelaskan materinya di kelas, Peterson tidak memperbolehkan mahasiswanya untuk mencatat. Jika sudah selesai, barulah para mahasiswanya diperbolehkan untuk mencatat. Menurutnya, fokus menyimak tanpa mengalihkan perhatian, bisa membuat para pendengarnya betul-betul mengerti apa yang disampaikan, sehingga memungkinkan untuk terjadinya sebuah diskusi yang bermanfaat.
Dengan fokus menyimak lawan bicara, tanpa harus mengalihkan perhatian, kita bisa lebih mudah menangkap pesan yang ingin disampaikan. Akan tetapi, bukan berarti menulis sama sekali tak bermafaat. Mencatat dibutuhkan pada saat kita ingin memahami sesuatu secara spesifik. Tapi kurang relevan apabila kita ingin memahami secara keseluruhan.
Metode menyimak tanpa mengalihkan perhatian, juga bisa digunakan saat kita sedang membaca. Peterson juga menyarankan agar tak perlu menggaris bawahi kalimat yang kita anggap penting. Kita hanya perlu mencerna apa yang kita baca ataupun kita dengar, lalu lakukan analisis informasi yang didapat. Kemudian, tulis ulang terkait informasi yang diterima, dengan gaya bahasa kita sendiri.
Dengan melakukan metode ala Peterson ini, kita bisa mengingat sekaligus memahami, tanpa harus menggunakan teknik menghafal.
Namun terkadang, kita bisa begitu cepat lupa. Pada dasarnya, lupa bisa terjadi karena gagal memanggil memori yang pernah kita simpan. Dalam perspektif psikologi kognitif, memori terbagi menjadi dua bagian, yaitu memori jangka pendek dan jangka panjang.
Informasi apapun yang dianggap menarik, akan tersimpan dalam memori jangka pendek. Namun jika ada informasi yang terus berulang dan berkesan, maka informasi tersebut bisa masuk ke dalam memori jangka panjang. Memori jangka panjang bisa terpanggil, apabila kita memperoleh petunjuk tertentu untuk memanggilnya kembali.
Jika kita mendengar informasi baru, tentunya kita punya kesulitan untuk mengingatnya. Hal itu sebenarnya sangatlah wajar. Karena umumnya dalam sehari, rata-rata manusia akan melupakan 40% informasi yang didengarnya.
Biasanya, kita sering menulis sesuatu, berharap agar di lain waktu, kita bisa mengingatnya saat tulisan tersebut dibaca kembali. Namun dalam kondisi tertentu, mencatat tidaklah membuat kita lebih mudah untuk memahami sesuatu.
Seorang profesor psikologi dari University of Toronto, bernama Jordan B. Peterson, yang juga sekaligus menjadi psikolog klinis, mempunyai metode khusus untuk memahami sesuatu, tanpa harus menggunakan teknik menghafal.
Pada saat ia sedang menjelaskan materinya di kelas, Peterson tidak memperbolehkan mahasiswanya untuk mencatat. Jika sudah selesai, barulah para mahasiswanya diperbolehkan untuk mencatat. Menurutnya, fokus menyimak tanpa mengalihkan perhatian, bisa membuat para pendengarnya betul-betul mengerti apa yang disampaikan, sehingga memungkinkan untuk terjadinya sebuah diskusi yang bermanfaat.
Dengan fokus menyimak lawan bicara, tanpa harus mengalihkan perhatian, kita bisa lebih mudah menangkap pesan yang ingin disampaikan. Akan tetapi, bukan berarti menulis sama sekali tak bermafaat. Mencatat dibutuhkan pada saat kita ingin memahami sesuatu secara spesifik. Tapi kurang relevan apabila kita ingin memahami secara keseluruhan.
Metode menyimak tanpa mengalihkan perhatian, juga bisa digunakan saat kita sedang membaca. Peterson juga menyarankan agar tak perlu menggaris bawahi kalimat yang kita anggap penting. Kita hanya perlu mencerna apa yang kita baca ataupun kita dengar, lalu lakukan analisis informasi yang didapat. Kemudian, tulis ulang terkait informasi yang diterima, dengan gaya bahasa kita sendiri.
Dengan melakukan metode ala Peterson ini, kita bisa mengingat sekaligus memahami, tanpa harus menggunakan teknik menghafal.
Tidak ada komentar untuk "Cara Mengingat Tanpa Menghafal"
Posting Komentar