Polusi Sampah Plastik Yang Tak Kunjung Usai
Kurangi Penggunaan Plastik |
Karena harganya yang murah, plastik sering digunakan sebagai kemasan dari berbagai produk. Manfaat plastik memang sangat beragam, namun yang menjadi masalah adalah ketika manusia belum bijak untuk mengelola dan menggunakannya.
Jika melihat catatan terdahulu dari Our World in Data, pada tahun 1950, plastik hanya diproduksi sekitar 2 juta ton per-tahun di seluruh dunia. World Economic Forum memprediksi, jumlah produksi plastik, akan bertambah 562 kali lipat, atau sebesar 1.124 juta ton di tahun 2050.
Dari jumlah produksi yang terus melambung, pencemaran sampah plastik bisa merusak lingkungan, memicu munculnya penyakit pada manusia, dan juga merusak populasi hewan-hewan di perairan, yang terjerat ataupun mengonsumsi sampah yang sulit terurai tersebut.
Tentunya, semua orang pasti tidak ingin adanya polusi sampah plastik di dunia, namun bukan berarti di dunia harus tanpa ada plastik. Bagaimanapun juga, manusia masih membutuhkannya.
Upaya Apa Yang Telah Dilakukan Untuk Mengurangi Polusi Plastik?
Beberapa penelitian masih terus mengembangkan inovasinya, untuk merubah sampah plastik, menjadi sumber energi. Seperti mengkonversi sampah plastik, menjadi bahan bakar padat, bahan bakar cair, dan bahan bakar gas.
Peran berbagai rantai elemen dari hulu sampai ke hilir masih terus dikampanyekan. Beragam gerakan gaya hidup bebas plastik terus disebar, seperti mengganti alat makan yang biasanya menggunakan bahan plastik, diganti dengan yang berbahan dasar bambu, dan menggunakan sedotan stainless yang bisa dipakai berulang kali.
Ada pula sebuah gerakan untuk diet kantong plastik, mereka selalu menganjurkan untuk menggunakan papper bag atau pun tas kain sebagai pengganti kantong plastik.
Selain itu, dari rantai tengah, edukasi cara bijak menggunakan sampah, terus dilakukan ke beberapa sekolah, dan masyarakat. Dari tingkat kota ataupun daerah, kini sudah tersebar petugas bank sampah, yang mengelola sampah plastik. Selain ikut berpartisipasi mengurangi polusi plastik, masyarakat juga bisa mendapatkan sisi ekonomis dengan menjadi nasabah bank sampah.
Pihak pengelola bank sampah, mengubah pola ekonomi linear penggunaan plastik (ambil-gunakan-buang), menjadi ekonomi sirkular (ambil-gunakan-daur ulang-ambil), agar tak ada lagi kemasan plastik yang terbuang sia-sia.
Upaya-upaya massif tersebut rasanya masih belum cukup, apabila penggunaan kemasan plastik masih secara massal diproduksi, harus ada upaya kolektif dari setiap pemangku kepentingan, bersama-sama mencari solusi atas permasalahan polusi sampah plastik.
Tidak ada komentar untuk "Polusi Sampah Plastik Yang Tak Kunjung Usai"
Posting Komentar