Soekarno, Sang Proklamator Republik Indonesia

Ir. Soekarno
Soekarno atau yang sering dikenal denga bung Karno, adalah seorah proklamator sekaligus presiden pertama Indonesia periode 1945–1966. Bernama lahir Koesno Sosrodihardjo, namun karena ia sering sakit maka pada saat ia umur sebelas tahun namanya diganti menjadi Soekarno oleh ayahnya.

Ia lahir pada tanggal 6 Juni tahun 1901, Blitar, Surabaya. Soekarno memiliki peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan. Soekarno adalah anak dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.

Di sana ia bersekolah pertama kali, hingga akhirnya ia hijrah ke Mojokerto, mengikuti kedua orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, ayahnya memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja. Pada Juni 1911, Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS).Soekarno menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di tahun 1915.

Di sana Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis. Seringnya ia aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Darmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.

Soekarno juga memiliki hobi menulis, dan juga aktif menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto. Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil dan tamat pada tahun 1925.

Pada 4 Juli 1927, ia bersama beberapa temannya mendirikan Partai Nasionalis lndonesia (PNI). Karena dianggap sebuah ancama bagi Belanda, ia di masukan ke dalam penjara Sukamiskin. Sidang tersebut baru berjalan Delapan bulan kemudian. Dalam pembelaannya yang berjudul "Indonesia Menggugat", ia menunjukkan kekesalannya kepada pihak Belanda. Kesal dengan ulahnya, akhirnya PNI dibubarkan oleh pihak Belanda pada bulan Juli 1930.

Sekeluarnya dari penjara pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo.  Karena hal tersebut, ia kembali ditangkap oleh Belanda pada tahun 1933, dan diasingkan di Ende, Flores. Setelah empat tahun kemudian, ia dipindahkan ke Bengkulu. Di sana Mohammad ia bertemu dengan Moh. Hatta yang merupakan teman seperjuangannya kala itu. Selain itu, ia berkenalan dengan Fatmawati yang kelak dipersunting oleh Soekarno.

Pemerintahan Belanda akhirnya jatuh ke tangan Jepang pahun 1942. Soekarno ditunjuk untuk memimpin tim persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI setelah perjanjiannya akan memberikan kemerdekaan untuk Indonesia. Soekarno bahkan sempat terbang ke Jepang untuk bertemu dengan Kaisar Hirohito. Berbagai persiapan untuk memerdekakan Indonesia, Soekarno mencoba merumuskan Pancasila dan UUD 45 sebagai ideologi dan dasar negara serta perumusan teks proklamasi kemerdekaan yang dijalani bersama Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo.

Karena perbedaan pandangan antara golongan tua dan golongan mudamengenai hal kemerdekaan, Soekarno sempat diculik, peristiwa 16 Juli 1945 tersebut dikenal dengan sebutan Peristiwa Rengasdengklok. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno bersama Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Dianggap terlibat pada G30S/PKI yang sampai saat ini masih kontroversi, masa kekuasaannya pun runtuh. Pada 20 Februari 1967, Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka. Sejak bulan Agustus 1965, ia telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Ia bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan politik.

Tidak ada komentar untuk "Soekarno, Sang Proklamator Republik Indonesia"