Penjelasan Fenomena Pareidolia: Melihat Wajah di Tempat Tak Biasa
Saat sedang memandang langit atau mengamati objek sekitar, sebagian orang pernah mengidentifikasi sebuah objek tertentu yang memiliki kemiripan dengan sebuah visual yang ada di memori otak pada manusia, tak menutup kemungkinan hal itu keluar dalam bentuk suara. Fenomena itulah yang disebut sebagai Pareidolia
Kata Pareidolia (dibaca par-i-doh-lee-a) berasal dari bahasa Yunani yang diartikan sebagai "samping", "dengan", atau "bersama", dalam konteks lebih luas diartikan sebagai pengamatan yang salah. Secara umum Pareidolia dijelaskan sebagai fenomena pada saat melihat pola dari objek-objek yang acak. Hal tersebut menyebabkan seseorang melihat atau juga mendengar dari gambaran yang samar-samar atau suara kurang jelas, dan mengidentifikasinya sebagai suatu objek yang menyerupai secara signifikan.
Fenomena psikologis seperti ini sering kali dirasakan oleh beberapa orang. Pareidolia merupakan kecenderungan seseorang melihat wajah pada objek yang tidak biasa. Berbagai ahli berpendapat bahwa, pareidolia dipicu oleh dorongan psikologis yang menjadikan sebuah delusi, hal ini melibatkan indra (kebanyakan adalah indra penglihatan).
Dalam berbagai temuan kasus, fenomena pareidolia kerap berkaitan erat dengan religiusitas dan keyakinan seseorang terhadap supranatural. Studi di Helsinki,Finlandia, pernah dilakukan di 2013 dengan melibatkan 47 orang terkait pareidolia. Beberapa orang-orang ini penganut agama atau paranormal, sementara pada sisi lain lebih skeptis. Mereka berasumsi pada hasil risetnya bahwa orang yang secara kuat meyakini adanya kekuatan supernatural dan religius, sangat besar kemungkinannya untuk mendeteksi wajah pada benda mati dan lanskap.
Pengertian lain akan pareidolia juga diartikan sebagai contoh lain dari kerja otak kita yang mencoba memahami informasi secara acak dan terus-menerus. Ketika kita memandang gambar, atau mendengar suara, otak akan mencoba untuk menemukan rangkaian kekacauan itu, secara mendasar akan menuju ke hal-hal yang kita rasa paling mudah dipikirkan, seperti wajah misalnya.
Profesor Kang Lee dari Universitas Toronto pernah mempelajari pareidolia dari gambar yang sering dianggap menyerupai wajah. Ia engatakan hal itu bukan tanda kegilaan, tapi itu pertanda syaraf otak berfungsi memainkan perannya. Ia juga mengungkapkan bahwa; "Temuan kami menunjukkan secara umum, bagi orang yang melihat fitur yang tidak ada, itu disebabkan oleh otak manusia secara unik mencoba mengidentifikasi wajah, bahkan ketika hanya ada sedikit saran fitur wajah dari otak, secara otomatis ditafsirkannya sebagai wajah", ujarnya di web Mailonline, UK.
Itulah penjelasan singkat terkait pareidolia. Tak perlu kaget atau bingung jika Anda melihat sebuah wajah pada objek tertentu, karena hal tersebut merupakan kondisi pada fenomena psikologis yang sering dijumpai oleh sebagian orang.
Kata Pareidolia (dibaca par-i-doh-lee-a) berasal dari bahasa Yunani yang diartikan sebagai "samping", "dengan", atau "bersama", dalam konteks lebih luas diartikan sebagai pengamatan yang salah. Secara umum Pareidolia dijelaskan sebagai fenomena pada saat melihat pola dari objek-objek yang acak. Hal tersebut menyebabkan seseorang melihat atau juga mendengar dari gambaran yang samar-samar atau suara kurang jelas, dan mengidentifikasinya sebagai suatu objek yang menyerupai secara signifikan.
Fenomena psikologis seperti ini sering kali dirasakan oleh beberapa orang. Pareidolia merupakan kecenderungan seseorang melihat wajah pada objek yang tidak biasa. Berbagai ahli berpendapat bahwa, pareidolia dipicu oleh dorongan psikologis yang menjadikan sebuah delusi, hal ini melibatkan indra (kebanyakan adalah indra penglihatan).
bentuk awan yang dikaitkan seperti wajah tampak samping |
Pengertian lain akan pareidolia juga diartikan sebagai contoh lain dari kerja otak kita yang mencoba memahami informasi secara acak dan terus-menerus. Ketika kita memandang gambar, atau mendengar suara, otak akan mencoba untuk menemukan rangkaian kekacauan itu, secara mendasar akan menuju ke hal-hal yang kita rasa paling mudah dipikirkan, seperti wajah misalnya.
Profesor Kang Lee dari Universitas Toronto pernah mempelajari pareidolia dari gambar yang sering dianggap menyerupai wajah. Ia engatakan hal itu bukan tanda kegilaan, tapi itu pertanda syaraf otak berfungsi memainkan perannya. Ia juga mengungkapkan bahwa; "Temuan kami menunjukkan secara umum, bagi orang yang melihat fitur yang tidak ada, itu disebabkan oleh otak manusia secara unik mencoba mengidentifikasi wajah, bahkan ketika hanya ada sedikit saran fitur wajah dari otak, secara otomatis ditafsirkannya sebagai wajah", ujarnya di web Mailonline, UK.
Itulah penjelasan singkat terkait pareidolia. Tak perlu kaget atau bingung jika Anda melihat sebuah wajah pada objek tertentu, karena hal tersebut merupakan kondisi pada fenomena psikologis yang sering dijumpai oleh sebagian orang.
Tidak ada komentar untuk "Penjelasan Fenomena Pareidolia: Melihat Wajah di Tempat Tak Biasa"
Posting Komentar