Cara Menganalisa Foto Yang Digunakan Untuk Kepentingan Hoax

Kalau sedang menjelahi dunia melalui internet, tak jarang kita melihat sebuah berita ataupun artikel yang cukup mencengangkan. Judul dan narasinya yang mengaburkan fakta, ditambah dengan gambar yang kadang tak searah dengan apa yang dibicarakan.

Dunia digital yang semakin modern ini, memaksa kita mengharuskan untuk memiliki benteng pertahanan diri dengan pengetahuan agar kita tak terhasut ataupun turut menyebarkan issue tersebut. Adapun cara-cara yang dapat kita lakukan untuk sesi awal adalah dengan cara megidentifikasi sebuah foto.

Mengecek keaslian dari sebuah foto atau yang dikenal dengan istilah Digital Image Forensic. Beberapa ahli foto forensic biasanya akan mengecek metadata dari foto terlebih dahulu untuk membuktikan keasliannya, namun kita juga bisa melakukannya di internet dengan membandingkan gambar yang diduga manipulasi melalui mesin telusur ataupun situs web. Situs-situs tersebut yaitu:

Google Image

Ini adalah cara yang paling umum, kita bisa mengecek kemiripan foto dan melihat kapan tanggal diunggahnya Mesin telusur gambar ini bisa dakses melalui url images.google.com

FotoForensics

Situs web ini memungkinkan kita untuk menganalisa sebuah gambar editan atau tidak. Kita bisa menganalisis dengan metode Difest,ELA (Error Level Analysis), JPEG 100%, Metadata, Original. Situs ini dapat diakses melalui fotoforensics.com

Dari kedua cara tersebut, kita bisa mengetahui keaslian foto yang disalah-gunakan. Metode tersebut mengharuskan kita untuk mengupload foto yang di duga digunakan untuk berita hoax dan barulah bisa mengeceknya setelah foto tersebut diupload. Atau kita juga bisa menggunakan url gambar yang terkait sebelum melakukan pencarian.

Selain menggunakan foto untuk mengaburkan fakta, seorang penulis berita hoax juga akan menggunakan judul provokatif untuk menarik perhatian. Diberbagai social networking, di Facebook contohnya, ada grup yang dikhususkan untuk menganalisis berita hoax. Di sana netizen turut serta aktif untuk mengklarifikasi sebuah berita hoax, semua anggota dapat berkontribusi layaknya crowdsourching. Nama-nama grupnya yang aktif seperti Grup Sekoci, Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), dan Indonesian Hoax Buster.

Sudah saatnya kita menjadi lebih pintar dari mereka yang menyebarkan hoax. aAgar kita tidak menjadi bagian dari penyebar berita hoax, bentengilah diri kita dengan pengetahuan yang lebih.

Tidak ada komentar untuk "Cara Menganalisa Foto Yang Digunakan Untuk Kepentingan Hoax"