Metode Pembodohan Logika Saat Berdiskusi


Beberapa taktik-taktik kotor dengan metode pemutarbalikan logika yang sangat mendasar sering terjadi pada saat berdebat di sebuah forum. Sasaran mereka sangatlah jelas, yaitu orang-orang yang gullible (mudah dipengaruhi). Ciri khasnya adalah mempunyai daya kritis lemah dan/atau mudah ditakut-takuti.

Inilah beberapa metode pembodohan logika pada saat diskusi, diantaranya:

1. Ad Hominem

Seseorang akan menyerang orangnya, bukan membahas substansi dari permasalahan. Ketika seorang arguer tidak mampu mempertahankan posisinya dengan evidence / fakta / reason, maka mereka akan mulai membicarakan sisi kepribadian lawan debatnya.

2. Appeal to Ignorance ( Argumentum ex silentio )

Menganggap suatu ketidaktahuan sebagai fakta atas sesuatu yang terjadi. Misalnya, pada saat Anda tidak memiliki bukti bahwa tidak ada kecurangan, maka sang lawan bicara menganggap ada kecurangan. Padahal, ketiada-tahuan akan sesuatu hal tidak bisa dijadikan acuan bahwa sesuatu itu ada ataupun tidak ada. Tapi beberapa konteks dalam perdebatan paling tidak memiliki bukti fisik ataupun penjelasan yang logis.

3. Appeal to Belief :

Bila Anda tidak memiliki kepercayaan, maka anda tidak akan mengerti. Apabila seorang pendebat mulai berbicara hanya pada satu sudut pandang, maka ada baiknya diskusi harus dihentikan. Seharusnya pada saat berdiskusi itu adalah cara untuk saling berbagi pengetahuan, bukan untuk memaksakan kepercayaan.

4. Argument from Authority (Argumentum ad

verecundiam) :

Menggunakan kata-kata dari "para ahli" atau membawa-bawa otoritas sebagai dasar dari argumen 'instead of' yang menggunakan logic dan fakta untuk men-support argumennya. Misalnya, Profesor Anu mengatakan bahwa creation-science adalah betul. Maka sesuatu tersebut tidak lantas menjadi benar hanya karena suatuotoritas mengatakan sesuatu hal. Bila si pendebat memberikan testimoni dari seorang ahli, lihat apakah dilengkapi dengan alasan yang logis dan masuk akal, serta hati-hati terhadap keotentikan sumber dan evidence di belakangnya.

5. Argument from Adverse Consequences :

Hanya karena suatu peristiwa terjadi, tidak menyatakan sesuatu mengenai eksitensi maupun non-eksistensi darisesuatu. Atau pun tidak menyatakan suatu keharusan untuk mempercayai sesuatu.

6. Menakut-nakuti ( Argumentum ad Baculum ) :

Argumen yang didasarkan pada tekanan atau rasa takut. Misalnya, Saya telah diberi kuasa oleh Negara, bila Anda tidak percaya kepada saya, maka Anda akan masukkan kedalam daftar pemberontak.

7. Argumentum ad Ignorantiam :

Argumen yang mempelesetkan ketidaktahuan seseorang. Misalnya, pernyataan bahwa saya pasti betul karena tidak ada yang pernah membuktikan salah.

8. Argumentum ad populum :

Argumen yang lebih mengutamakan popularitas dengan mengangkat issue-issue yang sentimental ketimbang menggunakan fakta atau alasan.

9. Bandwagon Fallacy :

Menyimpulkan suatu idea adalah benar hanya karena banyak orang mempercayainya demikian. Hanya karena sekian banyak orang mempercayai sesuatu tidaklah membuktikan validitas fakta yang terjadi.

10. Circular Reasoning :

Alasan yang dipakai hanya berputar-puta saja. Pada contohnya, Benda X itu ada karena Buku Y mengatakan demikian. Buku Y itu katanya diinspirasikan oleh Benda X.

11. Confusion of Correlation and Causation :

Misalnya, anak yang menonton acara kekerasan di TV cenderung untuk menjadi ganas ketika ia dewasa. Tetapi pertanyaannya, apakah program di TV itu yang menyebabkan kekerasan, ataukah anak-anak tersebut didukung oleh orang-orang sekitarnya? Secara psikologiis memang ada kaitannya antara pekembangan anak dengan apa yang ia lihat, namun apabila mereka didampingi dengan orang-orang yang baik, kesimpulan buruk dari seorang anak dapat diminimalisir.

12. Half Truths :

Suatu pernyataan yang biasanya ditujukan untuk menipu seseorang dengan menyembunyikan sebagian fakta / kebenaran.

13. Communal Reinforcement :

Suatu proses dimana suatu klaim menjadi suatu kepercayaan kuat melalui suatu pernyataan yang diulang-ulang oleh suatu anggota komunitas. Proses ini independent terhadap kebenaran klaim tersebut dan tidak didukung oleh data empiris yang jelas untuk menggaransi bahwa kepercayaan itu didukung oleh alasan dari argumen yang ada.

14. Non-Sequitur :

Argumentasi yang tidak nyambung. Suatu kesimpulan yang diambil tidak berdasarkan pada suatu premis ataupun evidence / fakta yang ada.

15. Post Hoc, Ergo Propter Hoc :

Itu terjadi sebelumnya, maka itu disebabkan olehnya. Semacam non-sequitur, tetapi berdasarkan waktu. Misalnya, Seseorang berkunjung ke dalam rumah ibadah, secara bersamaan atap dari rumah ibadah tersebut runtuh, maka si pendebat menganggap bahwa seseorang yang berkunjung itu sebagai penyebabnya. Padahal  pada saat kejadian tersebut ada badai yang sedang terjadi, tidak ada hubungannya runtuhnya atap dengan orang berkunjung itu, tapi si pendebat akan menyalahkan orang tersebut.

16. Red Herring :

Sering terjadi … sang pendebat buru-buru mengalihkan
perhatian / subyek pembicaraan, atau mulai berargumen yang sering disebut 'OOT' (Out Of Topic).

17. Statistic of Small Number :

Satu kasus digunakan untuk menjudge keseluruhan. Hanya karena suatu kejadian, maka tidak dapat mewakili kemungkinan keseluruhannya.

18. Straw Man :

Straw Man atau manusia jerami akan membuat suatu skenario yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan topik yang dibicarakan dan ia mulai menyesatkan, kemudian menyerang dengan argumentasi dari skenario yang dibuat.

19. Dua Salah Menjadi Benar

Membandingkan sesuatu yang dianggap salah lalu mulai mengklaim kebenaran tunggal. Misalnya, Siapakah kamu yang mengatakan saya demikian apabila kamu juga begitu. Saya mencoba men-justify apa yang saya lakukan dengan melemparkan kesalahan yang sama pada Anda sebagai teman diskusi saya.

20. Observational Selection

Menggembar-gemborkan kejadian yang menguntungkannya dan menutupi kejadian yang menurut dia merugikan argumennya.

Tidak ada komentar untuk "Metode Pembodohan Logika Saat Berdiskusi"