Sejarah Dan Perkembangan Punk



Saat mendengar kata Punk, banyak yang berpandangan bahwa seorang Punker (sebutan untuk pelaku Punk) harus dengan dandanan sangar seperti mengenakan jaket kulit lusuh, celana yang ketat, sepatu boots, rantai, spike, rambut bergaya mohawk ala Indian dan tidak lupa dengan mewarnai rambutnya dengan warna-warna yang terang.

Sebagian besar, orang menganggap Punk dalah seseorang atau kelompok dengan prilaku kasar, anti kemapanan, anti sosial,  hedon, pemabuk, glue sniffer (pecandu lem berbau), kaum perusuh dari golongan kelas bawah, dan berkeliaran dijalanan dengan melakukan tindak kriminal. Memang ada beberapa dari mereka yang melakukan seperti itu, tapi itu bukanlah standar yang pasti diterapkan para punker, melainkan lebih ke individual, bahkan aspek kehidupan yang notabene nya bukan seorang punker pun banyak yang melakukan hal-hal semacam itu.

Punk merupakan salah satu sub-kultur yang berkembang sekitar awal tahun 1970-an di London, Inggris. Punk disebut muncul hasil dari bentuk kekecewaan industri musik yang hanya didominasi oleh musik-musik Rock mapan dengan pergerakan monoton, seperti band-band yang dikenal saat itu adalah The Beatles dan The Rolling Stones. Dari kekecewaan tersebut, muncul lah sebuah gerakan seni baru dengan bermain musik TIDAK dengan teknik tinggi ataupun lagu-lagu cinta menyayat hati, mereka justru memainkan alat musik dengan aransemen sederhana atau dikenal dengan sebutan musik "Tiga Kunci".

Lirik lagu-lagu Punk awalnya lebih mirip dengan suara teriakan seorang demonstran yang sedang menumpahkan rasa sakitnya kehidupan, kemarahan, frustasi, jenuh akan dunia basi-basi dan glamor, bosan berkompromi dengan hukum jalanan, diskriminatif, fasis, berpendidikan rendah karena terbatas biaya, kerja kasar, pengangguran, serta mengekspresikan rasa muaknya akan tindakan represif aparat, pemerintah dan penguasa. Oleh karena itulah lirik-lirik dari musisi punk dianggap tidak layak untuk didengarkan. Pelarangan tampil di media pun sempat ada dengan anggapan Punk adalah genre musik Rock "N Roll aliran kiri.

Awal munculnya band-band Punk dimotori oleh Sex Pistols dan The Clash pada pertengahan tahun '70an. Saat itu Punk selalu direcoki oleh aliran Skin Head, namun pada awal '80an saat Punk merajarela di kawasan Amerika Serikat, seakan Skin Head dan Punk mulai membaur satu sama lain. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu Punk mirip gerakan seni Avant-Garde dengan tampilan nyeleneh yang mengaburkan batas idealisme kreatifitas dan realita kehidupan.

Gaya hidup adalah pilihan yang relatif, tak ada satupun yang memaksa (termasuk dunia glamor) harus menjadi orang yang bukan dirinya, dengan keyakinan seperti itulah Punk memiliki landasan pemikiran Do It Yourself (DIY). Ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu, situasi dan kondisi tertentu, beberapa punker justru terlihat terang-terangan mengembangkan proyek dan memanfaatkan media sebagai sarana mempromosikan gerakan ataupun bisnisnya dengan alasan; sebelum mereka (pihak media) yang akan memanfaatkannya.

Punk merupakan budaya perlawanan yang digerakan oleh kaum muda yang memberontak terhadap kemapanan, melihat dan menilai dari sudut pandang yang berbeda. Pada 1976, lahirlah sebuah band punk asal Amerika yang benama Ramones. Kala itu mereka membawanya dengan aliran baru dengan istilah Punk Rock, dengan dandanan jaket kulit, jeans belel layaknya sebuah geng. Munculnya Ramones dengan pencitraan tokoh kartun dan membawa mitos bahwa mereka adalah ke-empat bersaudara.

Selanjutnya pada tahun 1980 dianggap sebagai kebangkitan Punk generasi ke dua saat munculnya salah satu band Punk bernama Bad Religion. Mereka dianggap sebagai punk intelek karena beberapa dari personelnya adalah bergelar profesor, saking inteleknya lirik yang diciptakan membuat orang Amerika membuka kamus, karena beberapa kata yang digunakan memakai bahasa baku dari bahasa Inggris. Dengan lahirnya Bad Religion, terbentuklah band generasi baru seperti Social Distortion, NOFX, Pennywise, Dag Nasty, Rancid, The Offspring, Green Day, dll.

Berbekal dengan semangat DIY, di Indonesia pun komunitas Punk tersebar dibeberapa daerah, mulai dari Bandung, Jakarta, Bali, Yogya, dsb. Komunitas tersebut menciptakan band-band Punk yang bisa dikatakan terkenal di Indonesia, diantaranya Marjinal, Superman Is Dead, Endank Soekamti, dll. Ada beberapa dari mereka yang bertahan dengan label indie, mereka bekerja sama untuk menaungi beberapa band yang sealiran dan didistribusikan lewat Distro. Selain itu ada juga beberapa komunitas Punk  yang membuat produk baju, celana, sepatu, dsb, yang bermaksud mengimplementasikan perlawanan terhadap prilaku konsumtif anak muda pemuja Levi's, Nike, Calvin Klein, Adidas atau semacamnya (barang-barang branded asal luar negeri).

Dalam dunia Punk sering kali mengungkapkan istilah anarki/anarkis/anarkisme, namun sayangnya di Indonesia kata tersebut kerap diartikan oleh media sebagai bentuk tindakan kekerasan ataupun perusakan secara massal. Menurut pencetus kata tersebut yaitu William Godwin, Pierre-Joseph-Prudhon dan Mikhail Bukhanin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa campur tangan negara, dengan asumsi dasar negara adalah bentuk kediktatoran. Keterlibatan kaum Punk justru membentuk warna baru untuk anarkisme itu sendiri, walaupun pada awal terciptanya Punk berawal dari perlawanan politik akan tetapi pada kata anarkisme tidak diartikan secara spesifik berkaitan dengan istilah politik.

Psikologi asal Russia, Pavel Semenov berkesimpulan Bahwa "Manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara, yaitu; Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitiannya secara rasional (Sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan sekitarnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (Seni)". Dengan definisi seperti itu, Punk mewakili cara yang kedua, membuat kritik lewat pergerakan ataupun lagu dengan maksud merubah sesuatu yang dianggap sudah tidak wajar maka diperlukan sebuah perubahan.

Tidak ada komentar untuk "Sejarah Dan Perkembangan Punk"