Gerakan Bali Tolak Reklamasi Berkedok Revitalisasi Teluk Benoa

Bali Tolak Reklamasi
Gerakan Bali Tolak Reklamasi adalah satu bentuk penolakan warga Bali terhadap kebijakan pemerintah atas reklamasi Teluk Benoa. Gerakan ini dijalankan oleh beberapa pihak aktivis alam dan lingkungan hidup Bali yang bernama Forum Rakyat Bali atau yang lebih dikenal dengan singkatan ForBALI. Dengan tegas mereka (ForBALI) menyuarakan isu penolakan reklamasi lewat situs resminya di www.forbali.org dan juga aktif bersuara lewat situs jejaring sosial, meraka memberikan edukasi terhadap
dampak negatif dari pengurugan Teluk Benoa. Beberapa lapisan masyarakat pun ikut serta mendukung gerakan tersebut mulai dari rakyat biasa sampai dengan orang-orang yang berlatar belakang sebagai musisi seperti grup band Superman Is Dead, Navicula, Nosstress, dll. Dukungan itu juga datang dari luar pulau Bali. Gerakan tersebut tak hanya dijalankan lewat dunia maya, kerap kali mereka rela meluangkan waktunya untuk turun ke jalan bersama demi menyelamatkan wilayahnya dari penguasa dan pengusaha rakus.

Unjuk rasa untuk Tolak Reklamasi

Gerakan Tolak Reklamasi berawal dari masa kepemimpinan SBY yang menerbitkan Perpres 51/2014 tentang perubahan atas peraturan Presiden Nomor 45/2011 Tentang Rencana Tata Ruang SARBAGITA. Penerbitan Perpres tersebut pada intinya adalah menghapuskan pasal-pasal yang menyatakan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi perairan sebagaimana yang disebutkan di dalam pasal 55 ayat (5) Perpres 45/2011 dan mengubahnya menjadi kawasan budidaya-zona penyangga yang dapat dilakukan reklamasi seluas 700 hektar. Perpres 51/2014 juga menyebabkan berkurangnya luasan kawasan konservasi perairan Pulau Serangan dan Pulau Pudut. Penerbitan Perpres 51/2014 telah menjadi penyebab meningkatnya ancaman kerusakan lingkungan hidup di Bali. Selain itu berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh Universitas Udayana, rencana reklamasi PT.TWBI di kawasan konservasi perairan Teluk Benoa juga dinyatakan tidak layak.

Reklamasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai‘usaha memperluas tanah (pertanian) dengan memanfaatkan daerah yang semula tidak berguna (misal dengan cara menguruk daerah rawa-rawa)’. Pada awalnya isu pengurugan tersebut diberi nama Reklamasi Teluk Benoa, seiring berjalannya waktu semakin banyak aksi penolakan pada akhirnya isu pengurugan tersebut diperhalus bahasanya menjadi Revitalisasi Teluk Benoa.KBBI memberi arti Revitalisasi sebagai proses atau pun perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali. Warga Bali pun mengalami kebimbangan, yang awalnya menolak reklamasi mulai beralih menyetujui revitalisasi, tapi ada juga yang teguh menolak reklamasi dan revitalisasi. Akibatnya, perang argumen pun masih berlanjut di masyarakat. Yang teguh menolak beralasan revitalisasi hanya kedok untuk tetap menguruk Teluk Benoa. Sementara itu, yang setuju memberi alasan revitalisasi bagus untuk perekonomian warga.

Aksi penolakan terkadang tak selalu berjalan mulus, diduga terkait advokasi lingkungan, aktivis Walhi Bali (Wahana Lingkungan Hidup Bali)I Wayan Suardana atau yang sering disapa Gendo mendapat kecaman yang menjurus kepada penganiayaan, Gendo dipukuli oleh dua orang tak dikenal di kantor advokat Wihartono And Partners di Jalan Hasanudin, Denpasar. Akibat serangan ini, Gendo mengalami bibir sobek, dan  pendarahan di mulut. Dalam aksi kekerasan itu menunjukkan bahwa komitmen negara dalam  melindungi pejuang lingkungan sangat rendah. Padahal, itu diamanatkan dalam pasal 66 UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam UU itu jelas disebutkan, setiap orang mempunyai kewajiban melindungi lingkungan.

Gerakan Tolak Reklamasi atau pun Revitalisasi Teluk Benoa bukan lah sebuah gerakan anti reklamasi, melainkan sebuah gerakan yang menganggap kurang sesuainya mengurug perairan di daerah konservasi. Untuk menyuarakan Tolak Rekalasi, bisa juga menanda tangani petisi Online di www.change.org. Sebagai warga Indonesia yang disebut negara maritim dan mempunyai nenek moyang seorang pelaut, seharusnya tidak mendukung untuk mengurug laut hanya untuk kepentingan golongan tertentu.

Tidak ada komentar untuk "Gerakan Bali Tolak Reklamasi Berkedok Revitalisasi Teluk Benoa"